Sebelum mulai berinvestasi, mengetahui berbagai kategori saham sudah pasti harus dilakukan. Dengan demikian, Smart People sebagai investor akan mengetahui lebih jauh mengenai saham mana saja yang terbaik untuk melakukan investasi.
Mengenal Kategori Saham
Pada dasarnya, saham terbagi dalam beberapa jenis. Jika didasarkan pada cara klaimnya, jenis saham dibedakan menjadi saham biasa maupun saham preferen. Keduanya dibedakan berdasarkan prioritas pembagian dari hasil saham tersebut.
Apabila didasarkan pada cara peralihannya, beberapa ahli sepakat membagi saham menjadi dua, yaitu bearer share maupun registered share. Hal ini didasarkan pada peralihannya yang menggunakan prosedur khusus atau tidak.
Kendati demikian, setiap ahli bahkan memiliki pendapatnya masing-masing mengenai jenis atau kategori saham. Bagaimanapun pembagiannya, memahami kategori atau jenis saham akan sangat membantu Smart People dalam memilih saham mana yang cocok untuk aktivitas investasi.
Ketika Smart People berencana membeli saham suatu emiten, jenis atau kategori saham perlu menjadi pertimbangan atau patokan. Hal ini karena bentuk investasi yang cukup beragam sehingga aktivitas investasi dapat terhindar dari berbagai kerugian.
7 Jenis Kategori Saham
Ada sejumlah kategori saham berdasarkan pendapat para ahli maupun berbagai sumber lainnya. Hanya saja secara umum, berikut 7 kategori saham yang sejatinya menjadi hal wajib untuk Smart People ketahui:
1. Blue chip stock
Jenis saham yang juga disebut dengan saham lapis satu ini merupakan kategori saham yang paling disenangi oleh para investor, terutama investor pemula. Hal ini karena jenis saham ini terbilang aman namun tetap dapat memberikan hasil yang maksimal.
Saham blue chip merupakan jenis saham dengan kapitalisasi pasar yang besar di atas 10 triliun. Pembagian hasil dari saham ini juga terbilang stabil dan konsisten. Tidak mengherankan karena jenis saham yang juga disebut LQ45 ini dikeluarkan oleh perusahaan bereputasi tinggi.
2. Growth stock
Growth stock alias saham berkembang merupakan saham yang sekilas mirip dengan blue chip stock. Hal ini karena tingkat pertumbuhan pendapatan yang cenderung tinggi serta dikenal dengan perusahaan yang mempunyai reputasi baik.
Umumnya, kategori saham ini juga masih terbagi dalam dua jenis, yaitu well-known yang merupakan saham dari badan usaha para petinggi, serta lesser-known yang merupakan saham-saham growth stock dari perusahaan yang terbilang masih kurang populer.
3. Dividend stock
Saham dividen merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham kepada para investor. Saham ini dapat meningkatkan jumlah lembar saham dengan diimbangi turunnya harga saham. Dengan proporsi yang sama, saham ini mengakibatkan kekayaan investor tetap.
Pada kategori saham yang satu ini, investor akan mendapat peningkatan pada jumlah sahamnya. Akan tetapi jika pembagian dividen dilakukan karena adanya faktor lain, maka penambahan jumlah lembar saham akan berpengaruh terhadap harga pasar saham tersebut.
4. Defensive stock
Merupakan contoh saham yang berasal dari emiten dengan bidang kerja yang meliputi industri harian yang digunakan masyarakat. Saham ini bahkan cenderung tidak terpengaruh dengan kondisi resesi karena daya beli untuk produk perusahaan tersebut cenderung stabil setiap harinya.
Umumnya, saham ini berasal dari perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat dengan permintaan pasar yang stabil. Hal ini menjadikan defensive stock juga kerap disebut sebagai saham non-siklikal.
5. Cyclical stock
Alias saham siklikal merupakan saham perusahaan yang penjualan dan harga sahamnya sangat tergantung dengan kondisi ekonomi atau siklus bisnis saat ini. Apabila kondisi ekonomi melambat, maka harga saham cenderung turun. Jika ekonomi membaik, maka harga saham akan naik.
Hal ini dikarenakan saham siklikal seringkali berasal dari sektor-sektor yang rentan dengan perubahan kondisi ekonomi. Adapun contoh saham yang dimaksud seperti dari sektor otomotif, properti, hingga sektor energi.
6. Speculative stock
Saham spekulatif merupakan jenis saham dengan hasil yang tinggi namun tidak konsisten dari satu waktu ke waktu tertentu. Buat Smart People yang memiliki profil risiko high risk, jenis saham yang satu ini cenderung lebih cocok untuk dimiliki.
Saham jenis ini bahkan banyak diperjualbelikan di bursa. Hal yang cukup wajar mengingat potensinya juga cukup besar. Akan tetapi, pergerakannya terbilang fluktuatif dan sulit ditebak sehingga harus berhati-hati saat memilih jenis saham tersebut.
7. Income stock
Jenis saham yang satu ini juga wajib untuk Smart People ketahui dikarenakan income stock menjadi saham emiten yang selalu membayarkan dividen lebih besar dari dividen rata-rata di tahun sebelumnya. Dengan kata lain, pendapatan pemilik saham akan semakin meningkat.
Meskipun hasilnya besar, tentunya sebanding dengan risiko yang ditanggung. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat sehingga Smart People dapat mengelola saham agar tidak mengalami kerugian yang berarti.
Dari berbagai kategori saham di atas, tentunya penting untuk memilih jenis saham mana yang cocok sesuai tingkat profil risiko maupun kebutuhan Smart People. Untuk lebih memaksimalkan hasil investasi, Smart People juga memerlukan aplikasi investasi yang tepat.